Ibu…
Bagaikan matahari ketika siang, menyinari alam yang membuat indah, menghadirkan semangat juang dalam terang, bahkan ia mampu merubah air yang tenang menjadi ombak yang mengganas dengan air matanya.
Ibu…
Bagaikan bulan di malam hari, melindungi alam dengan sinarnya yang redup, cahayanya mendatangkan kedamaian dalam jiwa, senyumannya pun seakan mampu meruntuhkan bintang- bintang yang sedang asyik bernyanyi.
Ibu…
Kau ibaratkan payung,
yang luntur karena memayungiku
didalam panasku dan hujanku
kau rela
berkelahi melawan senyum,
melupakan letihmu,
hanya demi cintamu kepada anakmu
Ku tertawa mengenangmu ibu…
Ku menangis mengenangmu ibu…
Ibu…
Kulihat kerut pipimu dalam mimpiku
Ku dengar suaramu antara sadarku
Aku tau ibu…
Kau selalu menangis merinduiku
Menatap sayu tak bertepi
Mengaharap anakmu datang kembali
Maafkan aku ibu…
Aku selalu menumpahkan air matamu,
Aku telah merampas jari- jari kecil
yang selama ini membuatmu tegak berdiri ibu…
aku telah menggores luka dihatimu..
maafkan aku ibu…
aku harus jauh darimu ibu…
aku harus jauh darimu ibu…
akan ku buktikan padamu ibu…
bahwa aku pulang bukan lagi sebagai pengecut
akan ku katakana pada dunia…
bahwa aku adalah anak ibuuu...
oh tuhan…
dimanakah engkau tuhan…
ku ingin lihat ibuku tuhan…
Aku tahu ya Allah…
Hatinya trus bertanya
Apakah aku sudah makan…?
Apakah aku sudah minum…?
Apakah aku sudah mandi…?
Apakah yang sedang aku lakukan…?
Kau juga selalu bertanya tentang hari- hariku ibu…
kutumpahkan lautan air mataku tuhan…
harapku mengiringi do'aku tuhan…
sayangilah ibuku tuhan…
jauhkanlah dia dari hal yang membuatmu jauh tuhan…
ku menangis ibu…
ku tersenyum ibu…
Subscribe by Email
Ibu
4/
5
Oleh
dayat